Powered By Blogger

Sabtu, 17 April 2010

Hachiko A Dog's Story

ini nih film yang bikin gw nangis gk berenti-berenti, n terus mikirin ceritanya..., kisah seekor anjing jenis akita inu yang saking setia ma tuannya ampe nunggu 9tahun di sebuah stasiun di Jepang. Waaaw itu yg bikin gw ngenes, film yang satu ini bener-bener dapet banget deh pokonya, ini nih kisah aslinya...
Hachikō (10 November 1923-8 Maret 1935) adalah seekor anjing jantan jenis Akita Inu kelahiran Ōdate, Prefektur Akita. Ia terus dikenang sebagai lambang kesetiaan anjing terhadap majikan. Setelah majikannya meninggal, Hachikō terus menunggu majikannya yang tidak kunjung pulang di Stasiun Shibuya, Tokyo.

Julukan baginya adalah Hachikō Anjing yang Setia. Patung Hachikō di depan Stasiun Shibuya telah menjadi salah satu marka tanah di Shibuya. Sewaktu membuat janji untuk bertemu di Shibuya, orang sering berjanji untuk bertemu di depan patung Hachikō.

Kisah Hidup


Patung Hachikō di depan Stasiun Shibuya

Lahir 10 November 1923 dari induk bernama Goma-go dan anjing jantan bernama Ōshinai-go, namanya sewaktu kecil adalah Hachi. Pemiliknya adalah keluarga Giichi Saitō dari kota Ōdate, Prefektur Akita. Lewat seorang perantara, Hachi dipungut oleh keluarga Ueno yang ingin memelihara anjing jenis Akita Inu. Ia dimasukkan ke dalam anyaman jerami tempat beras sebelum diangkut dengan kereta api yang berangkat dari Stasiun Ōdate, 14 Januari 1924. Setelah menempuh perjalanan sekitar 20 jam, Hachi sampai di Stasiun Ueno, Tokyo.

Hachi menjadi anjing peliharaan Profesor Hidesaburō Ueno yang mengajar ilmu pertanian di Universitas Kekaisaran Tokyo. Profesor Ueno waktu itu berusia 53 tahun, sedangkan istrinya, Yae berusia 39 tahun. Profesor Ueno adalah pecinta anjing. Sebelum memelihara Hachi, Profesor Ueno pernah beberapa kali memelihara anjing Akita Inu, namun semuanya tidak berumur panjang. Di rumah keluarga Ueno yang berdekatan dengan Stasiun Shibuya, Hachi dipelihara bersama dua ekor anjing lain, S dan John. Sekarang, lokasi bekas rumah keluarga Ueno diperkirakan di dekat gedung Tokyo Department Store sekarang.

Ketika Profesor Ueno berangkat bekerja, Hachi selalu mengantar kepergian majikannya di pintu rumah atau dari depan pintu gerbang. Di pagi hari, bersama S dan John, Hachi kadang-kadang mengantar majikannya hingga ke Stasiun Shibuya. Di petang hari, Hachi kembali datang ke stasiun untuk menjemput.

Pada 21 Mei 1925, seusai mengikuti rapat di kampus, Profesor Ueno mendadak meninggal dunia. Hachi terus menunggui majikannya yang tak kunjung pulang, dan tidak mau makan selama 3 hari. Menjelang hari pemakaman Profesor Ueno, upacara tsuya (jaga malam untuk orang meninggal) dilangsungkan pada malam hari 25 Mei 1925. Hachi masih tidak mengerti Profesor Ueno sudah meninggal. Ditemani John dan S, ia pergi juga ke stasiun untuk menjemput majikannya.

Nasib malang ikut menimpa Hachi karena Yae harus meninggalkan rumah almarhum Profesor Ueno. Yae ternyata tidak pernah dinikahi secara resmi. Hachi dan John dititipkan kepada salah seorang kerabat Yae yang memiliki toko kimono di kawasan Nihonbashi. Namun cara Hachi meloncat-loncat menyambut kedatangan pembeli ternyata tidak disukai. Ia kembali dititipkan di rumah seorang kerabat Yae di Asakusa. Kali ini, kehadiran Hachi menimbulkan pertengkaran antara pemiliknya dan tetangga di Asakusa. Akibatnya, Hachi dititipkan ke rumah putri angkat Profesor Ueno di Setayaga. Namun Hachi suka bermain di ladang dan merusak tanaman sayur-sayuran.

Pada musim gugur 1927, Hachi dititipkan di rumah Kikusaburo Kobayashi yang menjadi tukang kebun bagi keluarga Ueno. Rumah keluarga Kobayashi terletak di kawasan Tomigaya yang berdekatan dengan Stasiun Shibuya. Setiap harinya, sekitar jam-jam kepulangan Profesor Ueno, Hachi terlihat menunggu kepulangan majikan di Stasiun Shibuya.

Pada tahun 1932, kisah Hachi menunggu majikan di stasiun mengundang perhatian Hirokichi Saitō dari Asosiasi Pelestarian Anjing Jepang. Prihatin atas perlakuan kasar yang sering dialami Hachi di stasiun, Saitō menulis kisah sedih tentang Hachi. Artikel tersebut dikirimkannya ke harian Tokyo Asahi Shimbun, dan dimuat dengan judul Itoshiya rōken monogatari ("Kisah Anjing Tua yang Tercinta"). Publik Jepang akhirnya mengetahui tentang kesetiaan Hachi yang terus menunggu kepulangan majikan. Setelah Hachi menjadi terkenal, pegawai stasiun, pedagang, dan orang-orang di sekitar Stasiun Shibuya mulai menyayanginya. Sejak itu pula, akhiran (sayang) ditambahkan di belakang nama Hachi, dan orang memanggilnya Hachikō.

Sekitar tahun 1933, kenalan Saitō, seorang pematung bernama Teru Andō tersentuh dengan kisah Hachikō. Andō ingin membuat patung Hachikō. Setiap hari, Hachikō dibawa berkunjung ke studio milik Andō untuk berpose sebagai model. Andō berusaha mendahului laki-laki berumur yang mengaku sebagai orang yang dititipi Hachikō. Orang tersebut menjual kartu pos bergambar Hachikō untuk keuntungan pribadi. Pada bulan Januari 1934, Andō selesai menulis proposal untuk mendirikan patung Hachikō, dan proyek pengumpulan dana dimulai. Acara pengumpulan dana diadakan di Gedung Pemuda Jepang (Nihon Seinenkan), 10 Maret 1934. Sekitar tiga ribu penonton hadir untuk melihat Hachikō.

Patung perunggu Hachikō akhirnya selesai dan diletakkan di depan Stasiun Shibuya. Upacara peresmian diadakan pada bulan April 1934, dan disaksikan sendiri oleh Hachikō bersama sekitar 300 hadirin. Andō juga membuat patung lain Hachikō yang sedang bertiarap. Setelah selesai pada 10 Mei 1934, patung tersebut dihadiahkannya kepada Kaisar Hirohito dan Permaisuri Kōjun.

Selepas pukul 06.00 pagi, tanggal 8 Maret 1935, Hachikō, 13 tahun, ditemukan sudah tidak bernyawa di jalan dekat Jembatan Inari, Sungai Shibuya. Tempat tersebut berada di sisi lain Stasiun Shibuya. Hachikō biasanya tidak pernah pergi ke sana. Berdasarkan otopsi diketahui penyebab kematiannya adalah filariasis.


Opset tubuh Hachikō di Museum Nasional Ilmu Pengetahuan, Tokyo

Upacara perpisahan dengan Hachikō dihadiri orang banyak di Stasiun Shibuya, termasuk janda almarhum Profesor Ueno, pasangan suami istri tukang kebun Kobayashi, dan penduduk setempat. Biksu dari Myōyū-ji diundang untuk membacakan sutra. Upacara pemakaman Hachikō berlangsung seperti layaknya upacara pemakaman manusia. Hachikō dimakamkan di samping makam Profesor Ueno di Pemakaman Aoyama. Bagian luar tubuh Hachikō diopset, dan hingga kini dipamerkan di Museum Nasional Ilmu Pengetahuan, Ueno, Tokyo.


Patung Hachikō di depan Stasiun Ōdate

Pada 8 Juli 1935, patung Hachikō didirikan di kota kelahiran Hachikō di Ōdate. tepatnya di depan Stasiun Ōdate. Patung tersebut dibuat serupa dengan patung Hachikō di Shibuya. Dua tahun berikutnya (1937), kisah Hachikō dimasukkan ke dalam buku pendidikan moral untuk murid kelas 2 sekolah rakyat di Jepang. Judulnya adalah On o wasureruna (Balas Budi Jangan Dilupakan).

Pada tahun 1944, di tengah berkecamuknya Perang Dunia II, patung perunggu Hachikō ikut dilebur untuk keperluan perang. Patung pengganti yang sekarang berada di Shibuya adalah patung yang selesai dibuat bulan Agustus 1948. Patung tersebut merupakan karya pematung Takeshi Andō, anak laki-laki Teru Andō.

Pintu keluar Stasiun JR Shibuya yang berdekatan dengan patung Hachikō disebut Pintu Keluar Hachikō. Sewaktu didirikan kembali tahun 1948, patung Hachikō diletakkan di bagian tengah halaman stasiun menghadap ke utara. Namun setelah dilakukan proyek perluasan halaman stasiun pada bulan Mei 1989, patung Hachikō dipindah ke tempatnya yang sekarang dan menghadap ke timur.

Film Hachikō Monogatari karya sutradara Seijirō Kōyama mulai diputar di Jepang, Oktober 1987. Pada bulan berikutnya diresmikan patung Hachikō di kota kelahirannya, Ōdate. Monumen peringatan ulang tahun Hachikō ke-80 didirikan 12 Oktober 2003 di lokasi rumah kelahiran Hachikō di Ōdate. Sebuah drama spesial tentang Hachikō ditayangkan jaringan televisi Nippon Television pada tahun 2006. Drama sepanjang dua jam tersebut diberi judul Densetsu no Akitaken Hachi (Legenda Hachi si Anjing Akita). Pada tahun 2009 film Hachiko: A Dog's Story[1] karya sutradara Lasse Hallström mulai diputar dan dibintangi oleh Richard Gere dan Joan Allen.


sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Hachik%C5%8D

Selasa, 13 April 2010

BEDAH ARTIKEL

Bedah Artikel PT ANTAM Tbk

Pendapatan PT Aneka Tambang Melemah 10%
10 feb 2010 - Harian Ekonomi Neraca Nasional
Pendapatan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) turun 10 % atau sekitar Rp8,65 triliun dibanding 2008. Namun, komoditas emas, perak dan jasa pemurnian berkontribusi sekitar 55% untuk penjualan. Hal itu disampaikan manajemen ANTM dalam keterangan resminya ke Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat (29/1). Komoditas emas, perak dan jasa pemurnian merupakan penyumbang terbesar dengan kontribusi 55% dari penjualan. Selain itu, seiring dengan kembali beroperasinya pabrik FeNi III, produksi feronikel tercatat 3.873 ton nikel atau naik 9% dibandingkan perode sama pada 2008. "Sepanjang 2009, produksi feronikel ANTM tercatat 12.500 Tni melebihi target internal sebesar 12.000 Tni,"ujar Sekretaris Perusahaan ANTM Bimo Budi Satriyo, Jumat (29/1).

Volume penjualan feronikel pada kuartal keempat 2000 tercatat 4.552 TNi dengan total volume penjualan pada 2009 sebesar 14.191 TNi dengan melebihi target internal sebesar 14.000 TNi. Produksi bijih nikel kadar tinggi mencapai 856.822 wet metric tons (wmt) turun 9% dibandingkan kuartal keempat 2008. Sementara produksi bijih nikel kadar rendah pada kuartal keempat 2009 tercatat 355.460 wmt naik 16% dibanding periode sama pada 2008. Capaian produksi keseluruhan bijih nikel pada 2009 sebesar 5.782.080 wmt melebihi target internal sebesar 5,1 juta wmt.

Sedangkan produksi emas mencapai 681kg pada kuartal keempat 2009 atau turun 10% karena penurunan bijih emas yang ditambang. Volume produksi emas pada 2009 tercatat 2.626 kg, sedikit lebih rendah dari target sebesar 2.821 kg yang disebabkan penurunan produksi bijih maupun kadar emas yang ditambang. ANTM juga menutup tambang Kijang pada akhir tahun 2009 dan memindahkan operasi tambang ke lokasi baru di Tayan, Kalbar, pph.


Profil emiten
PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) adalah BUMN bidang pertambangan, sub sektor pertambangan logam dan mineral yang mulai beroperasi secara komersial pada tanggal 5 Juli 1968. Selain itu, ANTM bergerak juga di bidang industri, perdagangan, pengangkutan dan jasa lainnya yang berkaitan dengan bahan tambang. Data Penjualan 3Q09 ANTM berasal dari komoditas ferronickel (38%), nickel ore (35%), emas dan besi (25%), serta bauksit (2%). Wilayah eksplorasi dan eksploitasi nikel ANTM meliputi Halmahera dan Sulawesi Tenggara, sementara emas meliputi Jawa Barat, Jawa Tengah dan Sulawesi Tenggara. Nilai ekspor ANTM mencapai 97% penjualan ANTM dan sisanya diserap pasar domestik.

Suatu perusahaan tentu memiliki suatu visi dan misi karena visi dan misi sangat penting dan berguna untuk kelanjutan perkembangan perusahaan. Oleh karena itu visi PT ANTAM Tbk adalah menjadi perusahaan pertambangan berstandar internasional yang memiliki keunggulan kompetitif di pasar global dan terdepan dalam industri pertambangan indonesia, sedangkan misinya adalah :
1. Menghasilkan produk-produk berkualitas tinggi, yaitu nikel, emas, dan mineral lain, dengan
mengutamakan keselamatan dan kesehatan kerja serta memperhatikan kelestarian
lingkungan.
2.Beroperasi secara efisien (berbiaya rendah).
3.Memaksimalkan shareholders dan stakeholders value (nilai pemegang saham).
4.Meningkatkan kesejahteraan karyawan.
5.Berpartisipasi didalam upaya mensejahterakan masyarakat di sekitar daerah operasi
pertambangan.

Banyak perusahaan pertambangan yang ada di Indonesia, tentunya mempunyai pangsa pasar masing-masing. Sehingga perusahaan tersebut harus membuat suatu visi dan misi yang tentu dapat di terima dalam pasarnya. Dan strategipun di pilih yang terbaik, di perusahaan yang sejenis tentunya mempunyai stratesi yang berbeda-beda, adapun strategi PT Antam Tbk adalah
1. Memiliki sumberdaya yang berkualitas dan penuh dedikasi
2. Memiliki cadangan mineral yang besar dan berkualitas tinggi
3. Kondisi keuangan yang cukup solid
4. Kemampuan untuk menemukan dan mengembangkan deposit yang dimiliki menjadi suatu unit bisnis pertambangan baru.

Perusahaan sejenis yang merupakan pesaing PT Antam yang berada di kawasan hutan juga antara lain :
1. PT Freeport Indonesia
2. PT Karimun Granit
3. PT International Nickel Indonesia
4. PT Indominco Mandiri
5. PT Natarang Mining
6. PT Nusa Halmahera Minerals
7. PT Palsart Tambang Kencana
8. PT Interex Sacra Raya
9. PT Weda Bay Nickel
10. PT Gag Nickel
11. PT Sorikmas Mining


Menganalisis mengenai artikel di atas, dikatakan bahwa Pendapatan PT Aneka Tambang Melemah 10% berikut merupakan penyebab Laba bersih terkonsolidasi PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) melorot tajam hingga 56 persen atau sebesar Rp 604,3 miliar pada 2009 dibandingkan periode 2008. Hal itu disebabkan adanya penurunan volume penjualan dan harga jual komoditas nikel.

Direktur Utama Antam, Alwin Syah Loebis, menyatakan, perseroan sudah mengantisipasi capaian kinerja 2009 akibat terkoreksinya harga jual dan permintaan nikel dunia. Penurunan harga nikel disebabkan krisis perekonomian global sehingga membuat Antam menurunkan target produksi dan penjualan feronikel dan bijih nikel pada 2009 lalu."Pendapatan Antam turun 9,17 persen menjadi Rp 8,71 triliun dibandingkan 2008. Penyebabnya, penurunan harga jual dan volume penjualan nikel. Harga jual feronikel turun 32 persen menjadi 6,77 dolar AS per lb (pound). Pendapatan dari komoditas ini turun 39 persen dibandingkan 2008 menjadi Rp 2,147 triliun,"ujarnya, di Jakarta, Senin (22/3). Selanjutnya, lanjut dia, laba bersih perseroan turun 55,83 persen menjadi Rp 604,31 miliar.

Selain pendapatan atau penjualan yang menurun, Alwin menambahkan, peningkatan beban penjualan menjadi salah satu penyebab turunnya kinerja Antam. Beban pokok penjualan perseroan mengalami peningkatan sebesar 8,25 persen menjadi Rp 7,513 triliun dari sebelumnya Rp 6,940 triliun.Hal ini, menurutnya, menyebabkan laba kotor ANTM mengalami penurunan sebesar 54,84 persen menjadi Rp 1,197 triliun dan sebelumnya Rp 2.651 triliun. Meski begitu, beban usaha mampu ditekan 34,91 persen menjadi Rp 610,477 miliar dari sebelumnya Rp 937.888 miliar. Laba usaha perseroan juga turun 65,71 persen menjadi Rp 587,521 miliar dari sebelumnya Rp 1.713 triliun. Sedangkan, laba bersih per saham turun 55,77 persen menjadi Rp 63,46 dari sebelumnya Rp 143,48.

Karena itu, Alwin bertekad untuk mengantisipasi penurunan laporan keuangan perseroan. Pihaknya melakukan percepatan optimasi pabrik FeNi III dan menerapkan program penghematan biaya secara agresif yang berhasil menghemat lebih dari Rp 220 miliar melalui upaya efisiensi dan renegosiasi kontrak-kontrak dengan mitra kerja.Saat ini, Antam telah mengoperasikan beban pabrik FeNi III pada tingkat 90 persen dari kapasitas maksimal. "Pada 2010 ini, kami menargetkan peningkatan produksi dan penjualan komoditas feronikel dan bijih nikel seiring dengan membaiknya tingkat permintaan dan harga jual," ujarnya.Target produksi feronikel mencapai 18.500 TNi dengan target penjualan 19 000 TNi. Sementara produksi bijih nikel ditargetkan 6,10 juta wml. yang terdiri atas 3.5 juta wml bijih nikel kadar tinggi dan 2,65 juta wml bijih nikel kadar rendah. (Dikutip dari Harian Republika)

Dilihat dari pernyataan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa Laba perusahaan menurun karena harga nikel yang menurun didukung dengan menurun pula volume penjualaanya, jadi kinerja perusahaan tersebut mengalami suatu kenaikan atau penurunan berdasarkan pangsa pasarnya.


sumber : - http://bataviase.co.id/detailberita-10580587.html
- Harian Republika